Karya peneliti sebelumnya menemukan hubungan antara tingkat penalaran moral dan volume materi abu-abu yang tinggi, membangun hubungan penting antara penalaran moral dan struktur otak. Studi yang lebih baru ini mencoba untuk menemukan apakah ada hubungan antara penalaran moral dan fungsi otak.
Temuan peningkatan aktivitas sistem penghargaan otak pada individu pada tingkat penalaran moral yang tinggi menunjukkan pentingnya motivasi positif terhadap orang lain dalam pengembangan penalaran moral, dan bukan motif egois. Temuan ini juga mendukung teori Kohlberg bahwa tingkat penalaran moral yang lebih tinggi cenderung menjadi promosi dan fokus lainnya (lakukan karena itu benar) daripada pencegahan atau fokus pada diri sendiri (jangan lakukan karena salah).
Para periset mengatakan bahwa penelitian di masa depan dapat memperluas hasil penelitian ini dengan menilai sejauh mana perbedaan individu dalam pengembangan penalaran moral bergantung pada perbedaan atau pengalaman belajar yang lahir, dan apakah pendidikan dapat mendorong tahap penalaran moral lebih lanjut pada individu bahkan melewati usia di mana struktural dan pematangan otak fungsional sudah lengkap.