Tampang

Abu Bakar dan Kodifikasi Al-Qur'an: Sebuah Langkah Penting

1 Agu 2024 17:53 wib. 253
0 0
Abu Bakar
Sumber foto: Google

Inisiatif untuk mengkodifikasi Al-Qur'an dimulai setelah Perang Yamamah pada tahun 632 M, di mana banyak penghafal Al-Qur'an terbunuh. Umar bin Khattab, salah seorang sahabat Nabi dan kemudian Khalifah kedua, mengusulkan kepada Abu Bakar untuk mengumpulkan Al-Qur'an dalam satu buku. Abu Bakar awalnya ragu karena ini adalah hal yang belum dilakukan di masa Nabi, tetapi setelah mempertimbangkan pentingnya upaya tersebut, ia akhirnya setuju.

Proses Kodifikasi Al-Qur'an

Abu Bakar menunjuk Zaid bin Thabit, salah satu penulis wahyu dan penghafal Al-Qur'an yang terkenal, untuk memimpin proyek kodifikasi. Zaid bin Thabit memulai pekerjaan dengan mengumpulkan semua ayat Al-Qur'an yang tersebar dalam berbagai bentuk tulisan dan dari ingatan para sahabat. Zaid juga melibatkan sahabat-sahabat yang hafal Al-Qur'an untuk memastikan bahwa semua ayat dikumpulkan dengan benar.

Proses ini melibatkan verifikasi dan cross-checking untuk memastikan bahwa tidak ada ayat yang hilang atau salah. Setelah semua ayat terkumpul, Zaid bin Thabit menyusun Al-Qur'an dalam bentuk mushaf, yang akhirnya dikenal sebagai mushaf Abu Bakar. Mushaf ini kemudian disimpan di rumah Abu Bakar dan diwariskan kepada Khalifah berikutnya, Umar bin Khattab, setelah kematian Abu Bakar.

Dampak dan Pentingnya Kodifikasi

Kodifikasi Al-Qur'an oleh Abu Bakar memiliki dampak yang sangat signifikan. Pertama, langkah ini memastikan bahwa wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW tidak akan hilang atau berubah seiring waktu. Kedua, kodifikasi Al-Qur'an memberikan panduan yang jelas dan tetap bagi umat Islam dalam beribadah dan mempraktikkan ajaran agama.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Indonesia Menuju Indonesia Emas atau Cemas? Dengan program pendidikan rakyat seperti sekarang.