Lebih lanjut, Asmoko menuturkan bayi yang baru lahir dapat diperiksa saturasi oksigennya untuk mengetahui apakah ada kelainan jantung bawaan. Bila saturasi oksigen di bawah 95 persen, bayi akan segera dirujuk ke dokter spesialis untuk mendapat penanganan lebih lanjut. Mekanisme penyaringan ini dilakukan secara berlapis hingga tiga kali untuk memastikan diagnosis lebih tepat.
Ia menekankan pentingnya deteksi dini serta penelusuran faktor risiko agar bayi dengan kelainan jantung bawaan bisa segera ditangani dengan benar. “Kalau terlambat memang tidak ideal, tapi masih lebih baik dibanding tidak diperiksa sama sekali. Karena jika tidak dideteksi, pasien bisa jatuh ke kondisi hipertensi paru yang merusak dan membahayakan,” jelasnya.