Selain itu, tekanan dari lingkungan sekitar juga dapat menjadi faktor pemicu burnout. Standar yang tinggi dari masyarakat terhadap bagaimana orangtua harus mendidik anak-anak mereka, bekerja, dan menjalani kehidupan sosial bisa membuat orangtua merasa tertekan dan tidak mampu memenuhi harapan yang dilemparkan kepadanya oleh masyarakat.
Menjadi orangtua merupakan pekerjaan yang tak pernah berhenti. Ini bisa berdampak pada keadaan mental orangtua karena tidak adanya waktu istirahat dan pemulihan dari tuntutan sehari-hari. Oleh karena itu, penting untuk memahami betapa sulitnya menjadi orangtua dan memberikan dukungan bagi orangtua yang mungkin mengalami burnout.
Terkadang, kesadaran bahwa burnout sedang terjadi juga sulit untuk diakui oleh orangtua sendiri. Mereka mungkin merasa bersalah atau gagal sebagai orangtua jika mengakui bahwa mereka sudah lelah. Tindakan ini dapat memperburuk kondisi mereka karena mereka tidak mendapatkan dukungan yang seharusnya mereka dapatkan.
Studi ini juga menyoroti pentingnya untuk memberikan perhatian yang lebih besar pada kesehatan mental orangtua. Dukungan sosial dan pemberian waktu untuk diri sendiri dapat membantu mengurangi tingkat burnout yang dialami oleh orangtua.
Kesadaran akan burnout tersebut perlu diwujudkan dalam kebijakan perusahaan dan kebijakan publik. Memberikan waktu istirahat yang memadai dan mendukung kebutuhan kesehatan mental orangtua dapat membantu mengurangi tingkat burnout.
Keterlibatan komunitas juga dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi burnout orangtua. Dengan terlibat dalam komunitas orangtua, mereka dapat merasa lebih didukung dan memiliki tempat untuk berbagi pengalaman serta mencari dukungan dari sesama orangtua.