Produk tempe juga disinggung oleh Georgius Everhardus Rumphius, seorang ahli botani Jerman yang bekerja untuk Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). Dia menyebut ada produk dari kedelai yang dibuat oleh orang Jawa khususnya di Jawa Tengah.
Ada beberapa versi asal-muasal kata "tempe", ada yang mengatakan berasal dari kata "tumpi", ada yang menyebut dari kata "tape" dan "tempayan" yang kemudian dibuat akronim.
Pada masa lalu, tempe dibuat di dekat sumber mata air karena proses pembuatannya memerlukan banyak air, terutama dalam proses pengupasan kulit ari kedelai. Ini menunjukkan bahwa masyarakat tersebut sangat kreatif dalam memanfaatkan sumber daya alam yang ada. Heri juga menyatakan bahwa tempe merupakan bukti kecerdasan masyarakat Indonesia masa lalu.