Di era komunikasi modern yang dipenuhi dengan teknologi canggih dan berbagai platform sosial, kita sering kali terjebak dalam situasi basa-basi. Meskipun kemajuan teknologi seharusnya mempermudah kita dalam berkomunikasi, ternyata kejujuran justru menjadi hal yang sulit untuk diterapkan. Rasa canggung sering kali muncul ketika kita berusaha untuk berbicara secara terbuka, baik dalam konteks pribadi maupun profesional.
Kejujuran bisa dikatakan adalah fondasi dari setiap hubungan yang sehat, baik itu hubungan antar teman, pasangan, atau rekan kerja. Namun, di era komunikasi modern, kejujuran semakin terpinggirkan. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah munculnya berbagai norma sosial yang menuntut kita untuk tampil baik di depan orang lain. Hal ini menciptakan rasa canggung ketika seseorang ingin mengungkapkan isi hati yang sebenarnya.
Coba bayangkan bagaimana kita sering kali lebih memilih untuk memberikan jawaban yang normatif atau klise saat ditanya, "Bagaimana kabar?" Ketimbang memberikan jawaban yang jujur mengenai apa yang sebenarnya kita rasakan. Misalnya, alih-alih berkata, "Saya merasa sedikit tertekan akhir-akhir ini," banyak dari kita yang lebih suka menjawab, "Baik-baik saja," meskipun itu tidak sepenuhnya benar. Ungkapan semacam ini merupakan contoh nyata dari budaya basa-basi yang sudah mengakar dalam masyarakat.