3. Avoidant (Dismissive) Attachment
Orang yang memiliki gaya keterikatan avoidant sangat menghargai kemandirian dan seringkali menjaga jarak emosional dari pasangan mereka. Mereka cenderung menganggap hubungan sebagai sesuatu yang membebani atau terlalu menuntut. Pola ini biasanya terbentuk akibat pengasuh yang dingin atau kurang terhubung secara emosional, sehingga anak belajar untuk mengandalkan diri sendiri dan menghindari kedekatan.
4. Fearful-Avoidant (Disorganized) Attachment
Tipe ini adalah campuran dari rasa cemas dan penghindaran. Mereka menginginkan kedekatan, tetapi di saat yang sama juga merasa takut dengan keintiman. Hubungan yang mereka jalani sering kali terasa tidak stabil dan berfluktuasi. Akar permasalahan ini sering kali berasal dari trauma atau pengabaian yang dialami di masa kecil, yang membuat mereka sulit untuk membangun kepercayaan dalam hubungan.
Melalui pemahaman yang lebih mendalam mengenai berbagai jenis attachment style ini, kita bisa lebih bijak dalam menjalin hubungan. Selanjutnya, mari kita belajar dan menerapkan pengetahuan ini untuk mencapai hubungan yang lebih bahagia dan sehat.