Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah sifat air itu sendiri. Air memiliki koefisien permukaan yang cukup baik, yang berarti air memiliki kemampuan untuk menahan benda-benda ringan di atasnya. Gaya kohesi antara molekul-molekul air menciptakan permukaan yang cenderung stabil dan dapat menopang objek kecil dengan berat tertentu, termasuk daun teh. Gaya cohesif dan adhesive yang kuat di antara molekul-molekul air inilah yang mendukung fenomena mengapungnya daun teh.
Selain faktor-faktor fisik, ada juga unsur kimia yang terlibat. Daun teh mengandung sejumlah senyawa tertentu yang berperan dalam mengubah sifat fisik daun. Misalnya, ada senyawa polifenol dan tanin yang memiliki dampak tertentu terhadap densitas dan kelarutan. Ketika daun teh direndam dalam air panas, senyawa-senyawa tersebut dapat mempengaruhi cara daun berinteraksi dengan air, namun pada tahap awal penyeduhan, daun tersebut tetap mempertahankan kemampuannya untuk mengapung.
Berkaitan dengan praktik menyeduh teh, cara kita menyeduh juga memengaruhi perilaku daun teh. Misalnya, menggunakan air dengan suhu yang lebih tinggi mungkin membuat daun teh melepaskan zat-zat yang lebih cepat, namun pada saat yang sama, semakin besar kemungkinan daun tersebut akan tetap mengapung sebelum seluruh kandungan yang ada dalam daun hilang ke air. Jadi, proses penyeduhan yang baik dan benar juga berperan dalam bagaimana daun teh berperilaku di dalam air.