Tak hanya itu, kandungan zat-zat kimia tertentu dalam bau bayi juga berperan dalam menciptakan kesan sedap dan manis. Beberapa peneliti meyakini bahwa kombinasi khas dari asam lemak, amonia, dan sebum (minyak alami kulit) pada kulit bayi menghasilkan aroma yang begitu menarik dan menggugah. Kombinasi ini memberikan kesan manis dan lembut yang sulit untuk diabaikan.
Selain faktor biologis dan kimia, aspek psikologis juga turut mempengaruhi persepsi kita terhadap aroma bayi. Sejak dulu, manusia secara naluriah terprogram untuk merespons dengan positif terhadap aroma bayi. Ini karena aroma bayi dipercaya sebagai sinyal evolusioner untuk mendorong ikatan antara bayi dan orang dewasa di sekitarnya. Oleh karena itu, kecenderungan untuk menganggap aroma bayi sebagai sesuatu yang sedap dan manis dapat dipahami sebagai respons bawaan yang terpatri dalam diri manusia.
Dari segi kesehatan, penelitian juga menunjukkan bahwa mencium aroma bayi dapat memiliki efek relaksasi pada kita. Aroma yang dikeluarkan oleh bayi diyakini dapat menurunkan tingkat stres dan meningkatkan mood secara keseluruhan. Hal ini sejalan dengan pandangan dari aromaterapi, di mana aroma tertentu dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan emosional.