Perubahan Tren Pernikahan di Indonesia
Di era modern, semakin banyak individu yang memilih untuk tetap melajang meskipun memiliki kehidupan yang mapan. Aldo, seorang arsitek berusia 35 tahun dengan gelar master dari universitas bergengsi di Inggris, memiliki penghasilan stabil dan kehidupan sosial yang aktif. Namun, ia tetap melajang dan sering mendapat tekanan dari keluarga yang mempertanyakan kapan ia akan menikah.
Pengalaman pahit dalam percintaan, seperti ghosting setelah mencoba aplikasi kencan online, membuat Aldo lebih memilih fokus pada kariernya. Ia tidak sendirian. Banyak generasi milenial yang menghadapi tantangan serupa dalam menjalin hubungan asmara, yang berkontribusi pada penurunan angka pernikahan di Indonesia.
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) 2023, angka pernikahan di Indonesia terus menurun selama sepuluh tahun terakhir. Pada tahun 2023, tercatat 1,58 juta pernikahan, turun 7,51% dibandingkan tahun sebelumnya.
Tantangan dalam Modern Dating
Kemajuan teknologi menghadirkan berbagai aplikasi kencan yang seharusnya mempermudah pencarian pasangan. Namun, kenyataannya, banyak orang justru mengalami kesulitan dalam menemukan hubungan yang bermakna. Istilah seperti ghosting dan situationship menjadi fenomena yang umum terjadi, di mana seseorang menghilang tanpa penjelasan atau menjalani hubungan tanpa status yang jelas.
Nia, seorang manajer berusia 35 tahun di Jakarta, telah menggunakan berbagai aplikasi kencan selama lima tahun terakhir tanpa hasil yang memuaskan. Ketidaksesuaian nilai, pasangan yang ragu-ragu, dan kebohongan mengenai status pernikahan menjadi tantangan utama baginya.
Demi menemukan pasangan yang tepat, Nia bahkan mendaftar ke biro jodoh profesional di Singapura dengan biaya lebih dari Rp20 juta. Namun, meskipun telah melewati seleksi ketat, ia tetap belum menemukan pasangan yang cocok.
Aplikasi Kencan: Solusi atau Ilusi?
Sebuah riset yang dilakukan oleh Populix mengungkapkan bahwa 63% responden adalah pengguna aplikasi kencan online, dengan mayoritas berasal dari generasi milenial. Namun, kehadiran aplikasi ini bukanlah solusi instan dalam menemukan pasangan hidup.