Tekanan untuk selalu terlihat produktif juga jadi beban emosional yang nggak main-main. Di era WFH, banyak orang merasa harus selalu online atau merespon cepat, biar nggak dibilang malas atau nggak kerja. Perasaan ini diperparah dengan media sosial yang seringkali menampilkan "sisi produktif" orang lain. Akhirnya, kita jadi terbebani dengan ekspektasi yang nggak realistis dan merasa bersalah kalau sesekali ingin istirahat. Ini bisa jadi emosi kerja yang bikin stres dan burnout.
Selain itu, manajemen diri yang kurang optimal juga berperan. Di rumah, distraksi itu banyak banget: kasur yang empuk, kulkas yang selalu memanggil, atau tumpukan cucian yang harus dibereskan. Tanpa struktur dan disiplin diri yang kuat, kita jadi gampang tergoda untuk menunda pekerjaan dan melakukan hal-hal lain yang lebih menyenangkan. Ini bukan berarti kita malas, tapi lebih ke arah kesulitan mengatur diri dalam lingkungan yang berbeda.
Terus, gimana dong caranya biar kita bisa kembali produktif saat kerja dari rumah dan menjaga mental health tetap stabil? Pertama, buatlah batasan yang jelas. Tentukan jam kerja dan jam istirahatmu, dan usahakan patuhi itu. Kalau jam kerja sudah selesai, tutup laptop, tinggalkan area kerja, dan fokus pada hal lain.
Kedua, ciptakan ruang kerja khusus, meskipun cuma sudut kecil di kamarmu. Ini membantu otakmu membedakan "mode kerja" dan "mode santai". Ketiga, tetaplah terhubung dengan rekan kerja. Jadwalkan video call informal, atau sekadar chat santai. Jangan biarkan dirimu merasa sendirian.