Anak kecil adalah masa-masa yang sangat penting dalam perkembangan fisik, mental, dan emosional. Pada fase ini, setiap aspek pola makan mereka sangat memengaruhi kesehatan jangka panjang. Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah konsumsi gula. Banyak orang tua mungkin bertanya-tanya, "why anak kecil tidak boleh mengonsumsi makanan yang kebanyakan gula?"
Pertama-tama, mari kita lihat dampak gula terhadap kesehatan fisik anak kecil. Kelebihan gula dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk obesitas. Anak-anak yang mengonsumsi makanan yang tinggi gula cenderung lebih rentan terhadap penambahan berat badan yang tidak sehat. Tim peneliti di sebuah universitas terkemuka menemukan bahwa anak-anak yang mengonsumsi lebih dari 10% kalori harian mereka dari gula tambahan memiliki risiko obesitas yang lebih tinggi. Obesitas pada anak kecil dapat berlanjut hingga dewasa dan meningkatkan peluang mereka untuk menderita penyakit kronis seperti diabetes tipe 2, masalah jantung, dan hipertensi.
Kedua, konsumsi gula dalam jumlah banyak dapat memengaruhi kesehatan gigi dan mulut. Gula adalah salah satu musuh utama kesehatan gigi. Anak-anak yang terlalu banyak mengonsumsi makanan manis biasanya memiliki risiko lebih tinggi mengalami kerusakan gigi. Bakteri dalam mulut memanfaatkan gula untuk berkembang biak, dan hasil samping dari proses ini adalah asam yang dapat merusak enamel gigi. Jika masalah ini berlanjut, anak kecil akan menghadapi masalah gigi yang lebih serius, seperti gigi berlubang, yang tentu saja dapat menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan.
Selain itu, ada hubungan erat antara konsumsi gula dan masalah perilaku serta konsentrasi pada anak kecil. Penelitian menunjukkan bahwa makanan yang tinggi gula dapat menyebabkan lonjakan energi yang cepat, diikuti dengan penurunan energi yang drastis. Ini dapat menyebabkan suasana hati yang tidak stabil dan kesulitan dalam konsentrasi. Anak-anak yang mengonsumsi makanan manis dalam jumlah berlebihan seringkali lebih sulit untuk berkonsentrasi di sekolah dan lebih cenderung terlibat dalam perilaku hiperaktif. Dengan demikian, pola makan yang kaya akan gula dapat mengganggu pengalaman belajar anak, yang sangat vital untuk perkembangan akademis mereka.