Manuver Lebih Leluasa di Ruang Sempit
Selain kemampuan vertikal, helikopter juga unggul dalam manuverabilitas. Helikopter bisa melayang di satu titik, bergerak mundur, dan berbelok dengan radius yang sangat kecil. Pesawat, di sisi lain, butuh kecepatan konstan untuk tetap di udara dan radius putar yang besar untuk berbelok. Kemampuan ini menjadikan helikopter alat yang ideal untuk tugas-tugas yang membutuhkan ketelitian tinggi.
Sebagai contoh, helikopter sering digunakan untuk inspeksi jalur listrik tegangan tinggi atau menara komunikasi. Ia bisa terbang lambat dan melayang dekat struktur untuk memungkinkan teknisi melakukan pemeriksaan visual atau perbaikan. Hal yang sama berlaku untuk pemadaman kebakaran hutan dari udara, di mana helikopter bisa secara presisi menjatuhkan air di area api yang sulit dijangkau. Di industri perminyakan dan gas, helikopter menjadi transportasi utama untuk mengangkut pekerja ke anjungan lepas pantai yang tidak punya landasan pacu.
Efisiensi untuk Jarak Pendek dan Khusus
Meskipun pesawat jauh lebih cepat untuk perjalanan jarak jauh, helikopter menjadi pilihan yang lebih efisien untuk perjalanan jarak pendek atau misi yang spesifik. Untuk jarak di bawah 200 mil, total waktu perjalanan helikopter bisa lebih singkat daripada pesawat. Ini karena helikopter tidak perlu buang waktu untuk lepas landas dan mendarat di bandara besar yang jauh dari pusat kota. Mereka bisa langsung berangkat dari helipad di pusat kota ke tujuan akhir.
Penggunaan helikopter untuk transportasi VIP atau taksi udara semakin populer di kota-kota besar yang padat. Seorang pebisnis bisa menghemat waktu berjam-jam dengan terbang melintasi kemacetan jalanan, langsung dari atap gedung ke bandara atau sebaliknya. Dalam kasus medis darurat, helikopter ambulans (medevac) bisa membawa pasien dengan cepat ke rumah sakit terdekat, melewati kemacetan darat yang bisa memakan waktu kritis.