Penting untuk mencari sabun yang berlabel bebas SLS/SLES atau menggunakan alternatif yang lebih lembut, seperti Decyl Glucoside atau Coco-Glucoside. Bahan-bahan ini berasal dari sumber alami seperti kelapa dan jagung, serta menghasilkan busa yang lebih lembut tanpa mengikis kelembaban kulit.
Paraben dan Formaldehida
Paraben adalah bahan pengawet yang digunakan untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur dalam produk. Bahan ini sering dicantumkan sebagai methylparaben, ethylparaben, propylparaben, dan butylparaben. Meskipun efektif, beberapa penelitian mengindikasikan bahwa paraben bisa meniru hormon estrogen dan berpotensi mengganggu sistem endokrin. Meskipun dampaknya pada bayi masih dalam penelitian, banyak ahli menyarankan untuk menghindari paraben demi alasan kehati-hatian.
Sementara itu, formaldehida adalah bahan kimia yang sering dilepaskan dari pengawet lain, seperti Quaternium-15 atau DMDM Hydantoin. Bahan ini dikenal sebagai alergen kuat dan telah dikaitkan dengan iritasi kulit, alergi, dan bahkan dianggap sebagai karsinogen. Mengingat kulit bayi menyerap lebih cepat, risiko paparan formaldehida menjadi lebih besar. Oleh karena itu, mencari produk yang bebas dari pengawet pelepas formaldehida adalah pilihan bijak.
Pewarna Sintetis
Pewarna sintetis, yang sering dicantumkan dengan kode CI diikuti angka (misalnya CI 19140), digunakan untuk membuat sabun terlihat lebih menarik. Sama seperti parfum, pewarna ini tidak memiliki manfaat bagi kulit bayi. Sebaliknya, bahan kimia ini bisa menjadi pemicu alergi dan iritasi kulit, terutama bagi kulit yang sangat sensitif. Sabun bayi dengan warna bening atau putih sering kali menjadi pilihan yang lebih aman karena cenderung minim pewarna.