Pola makan modern dengan berlimpahnya pilihan makanan instan, kemasan, dan tinggi kalori juga memperparah keadaan. Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia (PP PDGKI) menekankan bahwa semakin mudahnya akses pada makanan cepat saji berisiko besar meningkatkan penumpukan lemak di perut. Untuk mencegahnya, para ahli menyarankan agar masyarakat tetap berpegang pada pola makan tiga kali sehari secara teratur, terdiri dari sarapan, makan siang, dan makan malam, dengan porsi seimbang karbohidrat, protein, sayur, dan buah dalam satu piring. Erwin juga meluruskan anggapan yang selama ini keliru di masyarakat tentang konsumsi buah. Menurutnya, buah tidak harus selalu dikonsumsi sebelum makanan utama karena proses pencernaan setiap jenis makanan berbeda-beda, sehingga tidak ada perbedaan signifikan apakah buah dimakan sebelum atau sesudah makan besar.
Selain itu, waktu jeda antar makan juga menjadi kunci penting. Erwin menyarankan agar setiap kali selesai makan utama, tubuh diberi waktu istirahat sekitar dua hingga tiga jam sebelum mengonsumsi camilan. Jeda ini membantu sistem pencernaan bekerja lebih optimal. Namun, ia mengingatkan bahwa kualitas camilan sama pentingnya dengan waktunya. Jika sekali ngemil langsung menghabiskan satu bungkus penuh makanan ringan, maka dampaknya tidak jauh berbeda dengan makan besar yang berlebihan.