Kedua, mengajarkan anak menerima kegagalan. Orang-orang yang paling bersedia mengambil risiko adalah orang-orang yang tidak dihukum karena kegagalan, atau diajarkan untuk takut, terhadap kegagalan saat mereka masih muda. Orang tua mereka selalu mengajarkan kepada mereka bahwa meskipun berkompetisi, berjuang untuk meraih keberhasilan, dan menang itu baik, kalah juga tidak apa-apa. Kemunduran adalah kesempatan untuk belajar, tumbuh, dan mengembangkan rasa ketahanan. Orang tua yang menyemangati anak-anaknya dengan usaha keras mereka, tidak hanya berfokus pada prestasi mereka.
Ketiga, mendorong rasa ingin tahu. Anak-anak yang diajak untuk bersikap ingin tahu belajar bahwa jika mereka terus menjelajah, mereka akan menemukan cara untuk meningkatkan, atau memperluas, atau menemukan kembali sesuatu yang mereka sukai dan ketahui banyak tentangnya. Ketika anak-anak mereka tumbuh lebih cakap, orang tua juga menahan godaan untuk melakukan atau memperbaiki sesuatu bagi mereka. Sebaliknya, mereka memberi alat kepada anak-anak mereka untuk memecahkan masalah sendiri.
Keempat, mengajarkan empati dan kasih sayang. Mengajarkan anak empati terhadap orang lain akan menumbuhkan keinginan untuk memecahkan berbagai keprihatinan dan masalah orang-orang di sekitar mereka dan di komunitas mereka. Rasa iba inilah yang mendorong mereka untuk menciptakan karya seni, produk, atau layanan yang dapat memberikan rasa aman dan gembira kepada orang lain. Pada gilirannya, landasan tersebut membantu mereka membangun karier dan kehidupan yang sukses.
Belajar dari orang tua sukses yang membesarkan anak-anaknya dengan cara yang mendukung dan memahami kepentingan mereka merupakan petunjuk yang berharga bagi orang tua masa kini. Anak-anak harus diajari untuk menghargai minatnya sendiri dan diberikan kesempatan untuk belajar dan berkembang tanpa rasa takut akan kegagalan. Dengan membimbing anak-anak untuk memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan memiliki empati, orang tua dapat membantu mereka menjadi pribadi yang sukses dan berpengaruh di masa depan. Temukan minat anak bukan sekedar hobi, tetapi juga sebagai fondasi bagi kesuksesan mereka di dunia. Menumbuhkan jiwa kepemimpinan, keberanian, serta sikap bijaksana dalam menghadapi kegagalan mungkin merupakan kunci penting dalam membantu anak mencapai impian mereka, baik sebagai pengusaha maupun dalam bidang lainnya.