Jika semakin parah, gejala ini akan berakhir pada stroke atau gagal jantung. Menurut penelitian sekitar 85 ribu orang baik laki-laki dan perempuan tidak satupun memiliki masalah tersebut.
Lebih dari 1.000 peserta pun diamati selama 10 tahun ke depan. Beberapa hal yang juga diamati adalah status seks, usia, dan status ekonomi.
Para periset menemukan bahwa mereka yang bekerja lebih dari 55 jam seminggu memiliki kemampuan 1,4 kali lebih tinggi mengalami atrial fibrilasi.
Studi ini juga menegaskan bahwa jam kerja yang lebih lama ini terkait dengan depresi, kecemasan, obesitas, dan penyalahgunaan alkohol. Peneliti pun berharap bisa menyelidiki penyebab masalah tersebut.