Mungkin kini, semakin sedikit yang memperhatikan betapa angin pagi itu sangat sejuk dengan pemandangan matahari terbit, memperhatikan penjual martabak yang sedang mengaduk adonan, mengajak ngobrol anak tetangga sebelah rumah, dan tentu saja mengajak ngobrol orang tua dan saudara ketika acara makan bersama, juga berbagai fenomena lainnya. Ketika di bis, kita mungkin bisa bercerita banyak ke sana ke mari kepada teman kita yang sedang ada di luar kota (lewat HP). Namun tak sepatah kata pun terucap pada penumpang di sebelah kita ketika ia kerepotan menggendong bayinya. Ketika arisan keluarga, kita mungkin bisa membahas berbagai masalah kantor dari rumah, namun tak bersosialisasi dengan saudara yang jelas-jelas ada di rumah kita.
HP memang memudahkan berbagai urusan hidup kita. Namun sikapilah kemudahan ini dengan sikap yang sesuai, tidak berlebihan, dan bijaksana. Janganlah kemudahan ini justru menjadi ancaman untuk kita sendiri, ketika norma-norma sosial sudah dialihkan oleh kemajuan teknologi. Janganlah HP malah membuat kita memiliki tembok dengan dunia nyata. Ingat, kita hidup di dunia nyata! Bolehlah HP mendekatkan yang jauh, namun jangan sampai sebalikanya, ketika HP menjauhkan yang dekat.