Tampang

Gedung Kantor di Jakarta Sulit Terisi, Bos Properti Mengungkap Penyebabnya

27 Jun 2024 19:24 wib. 285
0 0
Gedung Kantor di Jakarta Sulit Terisi, Bos Properti Mengungkap Penyebabnya
Sumber foto: iStock

Permintaan di sektor properti, terutama gedung perkantoran, masih belum menunjukkan pertumbuhan signifikan. Dilansir dari data lembaga konsultan properti Leads Property, terdapat sekitar 3,1 juta m² ruang kosong di pasar perkantoran di Jakarta.

Menurut Direktur PT Ciputra Development Tbk, Artadinata Djangkar, pasar perkantoran sewa masih belum menunjukkan tanda-tanda kesembuhan. Sisa pasokan yang belum terserap masih besar, sehingga okupansi rata-rata hanya sekitar 75%. Kondisi ini mengakibatkan pengembang dan pengelola properti kesulitan untuk menaikkan tarif sewa.

"Meskipun sejak akhir tahun 2022 terdapat sedikit perbaikan, di mana pasar perkantoran sewa mengalami 'net demand', jumlah kebutuhan tahunan lebih besar dari pasokan baru tahunan," jelas Artadinata kepada CNBC Indonesia pada Rabu (26/6/2024). Namun, kenaikan permintaan ini masih belum mampu secara signifikan meningkatkan tingkat keterisian ruang perkantoran.

Artadinata menjelaskan bahwa kondisi ini berawal dari dampak pandemi Covid-19 yang melanda dunia pada tahun 2020. Sebelum pandemi, terdapat pasokan baru gedung perkantoran yang cukup besar. "Saya kira masalah ini tidak terlalu berkaitan dengan kondisi ekonomi. Masalah utamanya terletak pada kelebihan pasokan yang cukup besar sebelum pandemi," ungkapnya.

"Impak dari work from home (WFH) yang berlangsung cukup lama saat pandemi cukup signifikan. Setelah pandemi berakhir, beberapa perusahaan, terutama perusahaan asing, masih menerapkan WFH sebentar (1 atau 2 hari seminggu) dan melakukan penggunaan ruang yang lebih efisien dengan mengubah tata letak kantor. Bahkan ada perusahaan yang mengurangi luas kantor," tambah Artadinata.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Indonesia Menuju Indonesia Emas atau Cemas? Dengan program pendidikan rakyat seperti sekarang.