Sementara itu, situasi pasar smartphone di Indonesia menunjukkan dinamika yang berbeda. Beberapa tahun terakhir, daya beli masyarakat terhadap smartphone tercatat mengalami penurunan. Menurut laporan IDC melalui Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker, pasar smartphone Indonesia menyusut 14,3% pada tahun 2023, dengan pengiriman unit hanya mencapai 35 juta.
Namun, angin segar mulai terasa pada tahun 2024. Pasar smartphone nasional kembali bangkit dengan pertumbuhan positif sebesar 15,5% secara tahunan (YoY), sehingga total unit yang dikirimkan hampir mencapai 40 juta sepanjang tahun tersebut.
Pertumbuhan ini didorong terutama oleh meningkatnya permintaan di segmen ultra low-end, yakni smartphone dengan harga di bawah Rp1,6 juta. Transsion, merek yang semakin populer, berhasil memimpin di segmen ini. Selain itu, segmen menengah dengan rentang harga Rp3,2 juta hingga Rp9,8 juta mengalami lonjakan pertumbuhan sebesar 24,9% YoY, dengan OPPO sebagai pemimpin pasar.
Namun, kondisi berbeda terjadi di kelas smartphone premium. Penjualan perangkat dengan harga di atas Rp10 juta mengalami penurunan sebesar 9,2%. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh larangan penjualan iPhone 16 pada kuartal keempat 2024, yang mempengaruhi kinerja pasar smartphone kelas atas di Indonesia.
Dalam perkembangan lain, penggunaan smartphone 5G menunjukkan tren yang sangat positif. Pangsa pasar ponsel 5G di Indonesia melonjak tajam menjadi 25,8% pada 2024, dibandingkan 17,1% pada tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini didukung oleh semakin banyaknya peluncuran model 5G baru serta makin terjangkaunya harga perangkat berbasis teknologi tersebut.