Dalam penawaran saham perdananya, Fore melepas sebanyak 1,88 miliar lembar saham dengan harga penawaran Rp 188 per lembar saham. Melalui aksi korporasi ini, Fore berhasil menghimpun dana sebesar Rp 353,44 miliar.
Lalu, apa saja rencana Fore dengan dana jumbo tersebut?
Perusahaan sudah menyusun rencana pemanfaatan dana dengan cukup rinci. Fokus utama dari penggunaan dana ini adalah ekspansi besar-besaran. Sekitar Rp 275 miliar akan dialokasikan untuk membuka 140 outlet kopi baru dalam dua tahun ke depan. Ini adalah bagian dari strategi Fore untuk memperkuat penetrasi pasar dan meningkatkan kehadiran mereka secara fisik di berbagai wilayah di Indonesia.
Selain memperluas jaringan toko kopi, Fore juga berencana untuk merambah pasar kuliner lainnya. Perusahaan mengalokasikan sekitar Rp 60 miliar untuk membangun gerai donat melalui entitas anak perusahaan. Inovasi ini menunjukkan bahwa Fore tidak hanya ingin dikenal sebagai brand kopi saja, tetapi juga sebagai pemain kuat dalam sektor F&B (food and beverages) secara lebih luas.
Sisa dana sekitar Rp 18,44 miliar akan digunakan sebagai modal kerja, yang mencakup operasional harian, penguatan SDM, serta investasi pada teknologi dan logistik untuk mendukung kelangsungan bisnis ke depan.
Dalam wawancara dengan media, manajemen Fore juga menegaskan bahwa IPO ini bukan bagian dari strategi keluar (exit strategy). Sebaliknya, mereka menilai ini adalah langkah strategis untuk memperkuat struktur permodalan perusahaan sekaligus meningkatkan transparansi dan tata kelola yang baik. Hal ini menunjukkan komitmen jangka panjang perusahaan terhadap para investor dan konsumen.