Bukan Liburan, Tapi Pelarian?
Beberapa psikolog menilai tren ini sebagai refleksi dari tekanan kerja modern yang sudah kelewat batas. Burnout, overthinking, dan ekspektasi sosial bikin banyak orang merasa “harus lari”, bukan sekadar rehat.
“Retreat ini semacam alarm. Ketika orang lebih pilih tidur di tenda ketimbang kamar hotel, artinya ada yang salah di kesehariannya,” kata Arini, psikolog klinis dari Jakarta.
Healing atau Hanya Trendy?
Meski bermanfaat, tren ini juga menuai kritik. Ada yang bilang ini cuma gaya-gayaan anak kota yang lelah dengan privilege-nya sendiri. Tapi buat sebagian besar pesertanya, ini adalah bentuk bertahan—menjaga kewarasan di dunia yang makin bising.