Lalu, menurut laman The New York Times, rasa cinta yang diwakili cokelat diawali dari perjalanan cinta di suku Aztec. Kaisar Montezuma memilih biji kakao untuk "memicu acara romantisnya".
Sementara cokelat mengandung triptofan dan phenylethylamine yang merupakan bahan kimia yang memengaruhi pusat kesenangan dan kebahagiaan dalam otak. Kebanyakan ilmuwan setuju bahwa jumlah bahan kimia yang dalam cokelat sebenarnya terlalu sedikit untuk memiliki efek yang ditandai pada keinginan.
Kemudian, laman The Independent mengatakan bahwa hampir secara naluriah pria mengenal cokelat sebagai cara untuk merebut hati seseorang.
Selain itu, cokelat juga memberikan kesempatan pada pria untuk menunjukkan dan keahlian mereka untuk merayu kepada wanita tertentu. Hal inipun dilihat oleh para pengiklan dengan memperkuat hubungan antara cokelat dan cinta.