Seseorang yang mengalami microsleep umumnya ditandai dengan beberapa gejala, seperti terbangun karena tubuh tersentak atau kepala terasa jatuh ke depan, menguap atau berkedip berlebihan, kesulitan memproses informasi, dan tidak menyadari sesuatu yang baru saja terjadi.
Kualitas tidur yang buruk juga memberikan kontribusi terhadap munculnya microsleep. Beberapa kondisi fisik dan mental yang dapat menyebabkan kurang tidur antara lain sleep apnea, narkolepsi, obesitas, depresi, kecemasan, dan gangguan bipolar.
Untuk mencegah terjadinya microsleep, ada beberapa langkah yang bisa diambil:
1. Ubah kegiatan yang sedang dilakukan. Jika sedang duduk, disarankan untuk bangun dan gerakkan badan agar aliran darah tetap lancar.
2. Tidur siang sebentar. Tidur selama 20 menit atau lebih dapat membantu mengatasi rasa kantuk, namun pastikan untuk menyetel alarm agar tidak terlalu lama tidur dan sulit untuk bangun.