Sementara itu, tato dijadikan penanda kecantikan bagi perempuan-perempuan di suku Belu, Pulau Timor. Proses pembuatan membutuhkan biaya yang tidak sedikit sehingga tato pun menjadi tolak ukur strata individu, pekerjaan, dan kemampuan. Sebagai penanda kecantikan, perempuan suku Belu memasang tato karena memiliki daya tarik bagi lawan jenis dan merupakan kebanggaan tersendiri bagi mereka.
Lain lagi halnya dengan perempuan di Papua, mereka menilai kecantikan diri dari cara mereka mengepang rambut dengan anyaman khas leluhur masyarakat Papua. Cara mengepangnya tidak sembarangan, perlu keterampilan khusus yang bisa diajarkan ke beberapa generasi. Kondisi iklatannya juga harus kuat dan rapi.
Perempuan suku Batak Karo yang berkaki besar dianggap memancarkan kecantikan lebih kuat. Kecantikan perempuan di sini sangat erat berhubungan dengan konteks ekologi pedesaan, dengan penduduk bermata pencaharian sebagai petani dan kondisi tanah yang berbatu dan berbukit-bukit. Kaki besar melambangkan sosok perempuan yang kuat dan rajin bertani.