Paparan tersebut juga dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi plasenta. Akibatnya, distribusi oksigen serta nutrisi ke janin terganggu, yang berujung pada berat badan lahir rendah (BBLR) — salah satu faktor utama terjadinya stunting.
Lebih lanjut, paparan asap rokok pada anak turut berdampak pada gangguan sistem pencernaan, yang kemudian menghambat penyerapan nutrisi penting bagi tumbuh kembang optimal. Tak hanya itu, kondisi ini juga dapat memicu stres kronis dan menurunkan produksi hormon pertumbuhan.
“Asap rokok juga menjadikan anak lebih rentan terhadap infeksi saluran pernapasan berulang, yang dapat memperlemah kondisi fisik dan memperlambat pertumbuhan,” tambahnya.