Stres Kronis dan Dampak Kortisol Berlebihan
Respons kortisol yang efektif sangat bermanfaat untuk situasi stres jangka pendek, misalnya saat menghadapi presentasi penting. Namun, dalam kehidupan modern, stres seringkali bersifat kronis. Keterpaparan terhadap tekanan terus-menerus, seperti pekerjaan yang tidak habis-habis, masalah finansial, atau hubungan yang rumit, membuat tubuh terus-menerus memproduksi kortisol. Inilah yang berbahaya.
Kadar kortisol yang terus-menerus tinggi bisa memberikan dampak negatif yang luas pada berbagai sistem tubuh:
- Sistem Kekebalan Tubuh: Awalnya, kortisol punya efek anti-peradangan. Tapi dalam kadar tinggi yang kronis, hormon ini bisa menekan sistem kekebalan tubuh, membuat kita lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit.
- Metabolisme dan Berat Badan: Kortisol yang tinggi bisa meningkatkan nafsu makan, terutama untuk makanan tinggi gula dan lemak. Selain itu, ia juga mendorong penimbunan lemak di area perut. Inilah mengapa banyak orang yang mengalami stres kronis seringkali mengalami kenaikan berat badan.
- Kesehatan Jantung: Kortisol berlebihan bisa meningkatkan tekanan darah dan detak jantung, yang dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
- Kesehatan Otak: Stres kronis dan kadar kortisol tinggi terbukti bisa merusak sel-sel otak, terutama di area hippocampus yang punya peran dalam memori dan pembelajaran. Ini bisa menjelaskan mengapa orang yang stres seringkali sulit fokus, pelupa, atau mengalami brain fog.
- Kesehatan Mental: Kortisol berlebihan juga punya kaitan erat dengan gangguan mental seperti depresi dan kecemasan. Hormon ini bisa mengganggu neurotransmitter, zat kimia otak yang mengatur suasana hati.