Efek "Sleep Deprivation" Ringan dan Pemikiran Divergen
Ironisnya, sedikit kekurangan tidur atau kondisi sleep deprivation ringan justru bisa menjadi pemicu kreativitas. Saat tubuh dan pikiran mulai lelah di tengah malam, fungsi kognitif yang terkait dengan pemikiran analitis dan logis (seperti sensor eksekutif otak) mungkin sedikit menurun. Kondisi ini dapat mengurangi filter atau hambatan mental yang biasanya kita miliki di siang hari.
Penurunan fungsi filter ini justru dapat mendorong pemikiran divergen (kemampuan menghasilkan banyak ide atau solusi yang berbeda dari satu masalah). Otak menjadi lebih longgar dalam membuat asosiasi, membiarkan ide-ide yang tidak konvensional atau "gila" sekalipun untuk muncul ke permukaan. Sementara siang hari kita cenderung berpikir konvergen (fokus pada satu solusi terbaik), malam hari memberi ruang untuk eksplorasi ide yang lebih luas dan tidak terikat aturan. Ini adalah momen ketika imajinasi lebih bebas untuk berimprovisasi dan bermain-main dengan konsep.
Fleksibilitas Waktu dan Kebebasan Berkreasi
Malam hari seringkali menawarkan fleksibilitas waktu yang lebih besar. Bagi banyak orang, jam kerja formal sudah berakhir, dan tanggung jawab rumah tangga atau sosial juga sudah berkurang. Tidak ada lagi deadline mendesak yang harus dipenuhi atau rapat yang perlu dihadiri. Kebebasan dari jadwal yang ketat ini memberikan perasaan otonomi yang tinggi.