2. Berikan Saran di Saat yang Tepat
Remaja sering kali membutuhkan pendengar yang baik ketimbang langsung memperoleh solusi ia dapatkan. Penting bagi orangtua untuk menahan diri dari dorongan untuk memberi nasihat sebelum mendengarkan sepenuhnya. Setelah anak bercerita, orangtua bisa bertanya apakah mereka ingin didengarkan atau ingin saran. Sikap ini akan membuat anak merasa dihargai dan memberi mereka ruang untuk berpikir. Saat mereka ready untuk menerima nasihat, sampaikanlah dengan lembut dan berbagi pengalaman, bukan dengan cara ceramah yang panjang.
3. Meluangkan Waktu untuk Melakukan Hal yang Disukai Anak
Kedekatan emosional dapat tumbuh melalui kebersamaan yang menyenangkan. Orangtua dapat secara rutin menjadwalkan waktu khusus untuk menikmati aktivitas favorit anak, seperti bermain game, menonton film, memasak bersama, atau berjalan-jalan sore. Biarkan anak memilih kegiatan tersebut dan hindari membahas tugas atau PR pada saat ini. Dalam momen santai seperti ini, percakapan yang jujur dan tawa sering muncul dengan sendirinya, memperkuat ikatan tanpa terasa terbebani.
4. Perbanyak Interaksi yang Menyenangkan
Jika setiap interaksi antara orangtua dan anak hanya berupa teguran atau permintaan, hubungan bisa menjadi tegang. Sebaiknya, sebisa mungkin batasi percakapan yang berisi permintaan atau teguran menjadi sekitar 20% dari total keluarga sehari-hari, sementara sisanya dipenuhi dengan interaksi hangat, seperti menanyakan kabar, berbincang tentang hobi mereka, atau bercanda bersama. Saat anak merasakan kehadiran orangtua bukan hanya untuk menegur, mereka akan lebih terbuka dan bersedia bekerja sama tanpa merasa tertekan.