Judul-judul ini membuktikan satu hal penting. Karya lokal dengan identitas budaya yang kuat mampu bersaing. Yang terpenting, ia juga laris manis di pasar internasional. Ini menunjukkan potensi besar bagi kreativitas anak bangsa.
Bukan Lagi Pasar, Saatnya Jadi Produsen
Potensi ekonomi industri ini sangat kolosal. Menurut data terbaru, pasar game di Indonesia sendiri diproyeksikan bisa mencapai Rp 30 Triliun pada 2025. Namun, ada ironi besar di balik angka tersebut. Mayoritas uang itu, sekitar 97%, masih lari ke developer asing. Ini merupakan sebuah tantangan yang harus kita hadapi.
Inilah yang sedang coba didobrak oleh berbagai pihak. Pemerintah, melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Kominfo, kini turun tangan secara agresif. Program seperti Indonesia Game Developer eXchange (IGDX) dan Game Seed diluncurkan. Tujuannya adalah menjembatani developer lokal dengan investor dan publisher global.
Hasilnya, miliaran rupiah potensi transaksi bisnis telah tercipta. Ini menunjukkan efektivitas program-program tersebut. Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid bahkan mengklaim bahwa game buatan Indonesia telah mencapai 1 miliar unduhan di platform Google pada 2024. Angka ini menunjukkan daya saing yang terus menanjak. Kita tidak lagi hanya menjadi pasar, tetapi juga produsen yang diperhitungkan.
Ekosistem 'Cuan' yang Tumbuh Subur
Peluang "cuan" dari industri game tidak hanya berhenti pada kantong para developer. Ya, mereka sukses menjual gamenya di Steam atau konsol. Namun, sebuah ekosistem ekonomi baru telah tumbuh subur di sekitarnya. Ini menciptakan banyak kesempatan bagi kita semua.