“Sebagai contoh, yang biasanya ayam bisa menghasilkan telur 900, kini hanya jadi 800 telur saja. Kalau telurnya turun, permintaan naik, otomatis harga komoditas telur di pasar akan naik,” jelasnya.
Produktivitas menurun karena terjadinya penekanan terhadap kualitas pakan ayam. Hal itu disebabkan oleh keputusan peternak untuk membeli pakan ayam dengan mengimpor pakan tersebut. Untuk menekan biaya mengingat rupiah menunjukan tren melemah terhadap dollar AS, peternak harus menekan kualitas pakan.
“50 persen pakan ayam kita itu masih impor, jadi mahal. Cuma jagung saja yang tidak boleh impor, sisanya seperti bungkil kedelai kita impor. Karena mahal, jadi kualitas pabrik kasih pakan ke ternak turun. Kan rupiah juga lagi anjlok sekarang,” jelas Tri.