Tampang.com | Proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara kembali menjadi sorotan. Meski pemerintah telah menggelontorkan lebih dari Rp400 triliun dari APBN, investasi swasta—baik domestik maupun asing—masih belum mengalir sesuai harapan. Kondisi ini memunculkan pertanyaan: apakah proyek raksasa ini benar-benar menarik bagi investor?
Target Investasi Tak Kunjung Tercapai
Pemerintah menargetkan lebih dari 80% pembiayaan IKN berasal dari sektor non-APBN. Namun kenyataannya, hingga pertengahan 2025, realisasi investasi swasta belum menyentuh separuh dari target. Beberapa investor bahkan memilih wait and see karena belum yakin dengan kepastian hukum dan kelayakan bisnis.
“Investor ingin kepastian, bukan sekadar seremoni peletakan batu pertama,” kata Bima Saputra, ekonom dari CORE Indonesia.
Risiko Politik dan Pemilu 2024 Jadi Penghambat
Ketidakpastian pasca-Pemilu 2024 turut membuat investor menahan diri. Apalagi sejumlah elite politik masih terbelah soal keberlanjutan proyek ini. Belum lagi munculnya kritik dari kelompok masyarakat sipil yang menilai proyek IKN terlalu boros di tengah berbagai masalah domestik.