Di dunia ekonomi, dua fenomena yang sering menjadi perhatian adalah gelembung ekonomi dan resesi. Kedua istilah ini sering disalahartikan, tetapi keduanya memiliki perbedaan yang penting dalam konteks ekonomi. Artikel ini akan membahas perbedaan antara gelembung ekonomi dan resesi, serta penyebab dan dampaknya.
Gelembung ekonomi adalah kondisi di mana harga aset, seperti saham atau properti, tumbuh dengan cara yang tidak sesuai dengan nilai fundamentalnya. Artinya, harga aset tersebut naik secara tidak proporsional dan tidak didukung oleh kinerja ekonomi yang sebenarnya. Fenomena ini sering disebabkan oleh euforia pasar, spekulasi berlebihan, atau bahkan manipulasi pasar. Ketika gelembung ekonomi pecah, harga aset akan turun drastis dan seringkali menciptakan gejolak ekonomi yang signifikan.
Di sisi lain, resesi adalah kondisi di mana terjadi penurunan signifikan dalam aktivitas ekonomi, yang umumnya diukur dengan berkurangnya pertumbuhan ekonomi selama dua kuartal berturut-turut. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor eksternal dan internal, seperti penurunan belanja konsumen, berkurangnya investasi bisnis, atau penurunan ekspor. Resesi umumnya diikuti oleh tingkat pengangguran yang tinggi, penurunan pendapatan, dan sulitnya akses ke kredit.