Di sisi lain, pihak AS melalui juru bicaranya menyatakan bahwa Gedung Putih akan menilai larangan dari China dan bersiap untuk mengambil langkah lebih lanjut sebagai respons. Namun, belum ada penjelasan rinci terkait langkah lanjut yang akan diambil AS.
Melihat dinamika ini, Peter Arkell, Kepala Asosiasi Tambang Global di China, menyatakan bahwa perang dagang ini adalah situasi tanpa pemenang. Ia menggarisbawahi bahwa kedua negara akan merasakan dampak yang signifikan dari perang dagang ini.
Dalam konteks ini, perang dagang dapat berdampak luas, tidak hanya bagi China dan AS, tetapi juga bagi pasar global. Ketegangan perdagangan antara dua kekuatan ekonomi terbesar ini memiliki potensi untuk merusak ketahanan ekonomi global, serta mempengaruhi rantai pasok dan jaringan perdagangan internasional. Bagi investor dan pelaku pasar, ketidakpastian yang ditimbulkan oleh perang dagang ini dapat mengganggu keputusan investasi jangka panjang.
Ketidakpastian dan eskalasi ketegangan antara China dan AS juga dapat berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi global. Investasi dan aktivitas perdagangan internasional dapat terhambat, yang pada akhirnya akan memengaruhi kinerja ekonomi global secara keseluruhan. Karena itu, perhatian terhadap dinamika hubungan perdagangan antara kedua negara ini menjadi sangat penting bagi pelaku pasar dan pemangku kepentingan ekonomi global.
Situasi ini memerlukan langkah-langkah diplomasi yang bijaksana dan upaya-upaya yang lebih terarah dalam mencari solusi yang dapat mengakhiri ketegangan perdagangan antara China dan AS. Stabilitas hubungan perdagangan ini merupakan faktor krusial dalam menjaga kestabilan ekonomi global. Sodeyama Bo, seorang pakar ekonomi internasional, menekankan pentingnya dialog dan komunikasi yang terbuka antara China dan AS dalam menangani permasalahan perdagangan mereka.