Keuangan mikro telah menjadi alat penting dalam pemberdayaan ekonomi basis, khususnya di negara berkembang seperti Indonesia. Konsep ini mengacu pada penyediaan layanan keuangan, seperti pinjaman, tabungan, dan asuransi, bagi individu dan usaha kecil yang tidak memiliki akses ke layanan keuangan tradisional. Dalam beberapa dekade terakhir, keuangan mikro telah menunjukkan potensinya dalam mengurangi kemiskinan dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
Salah satu manfaat utama dari keuangan mikro adalah memberikan akses ke modal bagi usaha kecil dan mikro. Di banyak komunitas pedesaan, usaha kecil sering kali mengalami kesulitan dalam mendapatkan pinjaman dari bank tradisional karena kurangnya jaminan dan catatan kredit yang baik. Dengan keuangan mikro, mereka dapat memperoleh pinjaman dengan syarat yang lebih fleksibel dan suku bunga yang lebih rendah. Pinjaman ini memungkinkan mereka untuk membeli bahan baku, memperluas usaha, dan meningkatkan produktivitas.
Selain itu, keuangan mikro juga mendorong inklusi keuangan. Banyak masyarakat di pedesaan yang tidak memiliki rekening bank atau akses ke layanan keuangan formal. Keuangan mikro membuka pintu bagi mereka untuk berpartisipasi dalam sistem keuangan, memungkinkan mereka menabung, mengelola risiko, dan merencanakan masa depan mereka dengan lebih baik. Inklusi keuangan ini sangat penting untuk menciptakan stabilitas ekonomi dan mengurangi ketidaksetaraan.
