Batu bara dunia mengalami penurunan sepanjang pekan ini, dengan kinerja mingguan yang turun selama empat kali berturut-turut. Kondisi ini merupakan yang paling buruk sejak rentang waktu Desember 2023 hingga Januari 2024.
Data dari Refinitiv menyebutkan bahwa harga batu bara dunia acuan Newcastle pada perdagangan Jumat (6/9/2024) tercatat sebesar US$141 per ton, dengan penurunan secara mingguan mencapai 1,91% dibandingkan pekan sebelumnya.
Faktor yang mempengaruhi penurunan harga batu bara dunia ini antara lain adalah rencana Jerman untuk menurunkan kapasitas produksi batu bara dan menutup pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar batu bara. Jerman, yang merupakan produsen batu bara terbesar ke-9 di dunia pada tahun 2023, diperkirakan akan mengalami penurunan kapasitas batu bara keras sekitar 27% pada tahun 2027 menurut BNA.
Menurut rencana Jerman, kapasitas batu bara keras di sektor tenaga listrik harus turun menjadi 8 GW atau lebih rendah pada tahun 2030, sejalan dengan rencana negara tersebut untuk menghentikan produksi batu bara keras dan pembangkit listrik berbahan bakar lignit pada akhir tahun 2038. Hal ini juga akan berdampak pada kapasitas berbahan bakar lignit yang saat ini mencapai 15,1 GW di pasar energi.
Bagi operator pembangkit listrik batu bara keras dan lignit kecil, The Federal Network Agency Jerman (BNA) telah menawarkan kesempatan untuk menerima kompensasi finansial atas penarikan awal dari pembangkit listrik berbahan bakar batu bara hingga tahun 2023. Regulator ini mengadakan tujuh putaran tender yang mencakup 10,9 GW penutupan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara, dengan rencana penghentian bertahap yang harus dilaksanakan 30 bulan setelah perintah diterbitkan.