Meskipun adanya rencana penghentian bertahap, unit pembangkit listrik berbahan bakar batu bara keras menghadapi kesulitan dalam mendapatkan keuntungan di pasar listrik Jerman. Hal ini terlihat dari selisih bersih dan gelap yang mencapai EUR -1,53/MWh untuk pembangkit listrik dengan efisiensi 42% untuk tahun depan. Data ini juga menyebutkan bahwa pada tahun 2026, selisih tersebut mencapai EUR -12,61/MWh.
Penurunan harga batu bara dunia juga dipengaruhi oleh meluasnya penggunaan energi terbarukan, terutama tenaga air, yang menyebabkan China dapat membatasi pertumbuhan permintaan batu bara. Seiring China terus berinvestasi dalam energi terbarukan, peran batu bara dalam bauran energi negara ini dapat menurun secara bertahap.
Analis UBS percaya bahwa kenaikan harga batu bara Newcastle baru-baru ini bersifat sementara. Mereka memperkirakan bahwa harga akan turun menjadi sekitar US$125 per ton dalam beberapa bulan ke depan karena meningkatnya pasokan batu bara dan menurunnya permintaan musiman.
Tentunya, penurunan harga batu bara dunia ini memberikan sinyal penting terkait dinamika pasar energi global. Upaya Jerman untuk mengurangi kapasitas produksi batu bara serta meningkatnya investasi dalam energi terbarukan, terutama di China, menunjukkan pergeseran dalam sumber energi yang lebih ramah lingkungan. Hal ini juga dapat memicu pertanyaan tentang dampak ekonomi dan sosial bagi negara-negara yang mengandalkan produksi dan ekspor batu bara sebagai sumber pendapatan.