Faktor Internal yang mempengaruhi adalah kondisi neraca perdaganagn Indonesia yang saat ini sedang mengalami defisit. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, neraca perdagangan Indonesia Mei 2018 mengalami defisit sebesar US$ 1,52 miliar.
“Seperti saya katakana, masih banyak hal yang buat rupiah bergejolak. Bulan depan ada rilis neraca perdagangan RI dari badan pusat statistic (BPS), kalau ini masih defisit, ya otomatis rupiah pasti bergejolak,” jelasnya.
Piter menilai bahwa keputusan BI menaikkan suku bunga sebanyak 50 basis poin ini dirasa masih terllau tinggi dan hal itu akan membuat rupiah bergejolak. Oleh karena itu, BI perlu melakukan terobosan – terobosan baru.