Namun, di balik peluang-peluang tersebut, ekonomi gig juga membawa sejumlah tantangan. Salah satunya adalah kestabilan pendapatan. Dalam ekonomi gig, penghasilan seseorang mungkin bervariasi dari waktu ke waktu dan sulit diprediksi. Hal ini dapat menyebabkan ketidakpastian dalam pengeluaran dan rencana keuangan. Selain itu, pekerja dalam ekonomi gig seringkali tidak dilindungi oleh jaminan sosial atau hak-hak pekerja yang biasanya diberikan dalam pekerjaan formal. Mereka harus bertanggung jawab atas pajak, asuransi kesehatan, dan kesejahteraan mereka sendiri.
Tidak hanya itu, kerja fleksibel dalam ekonomi gig dapat menyebabkan tekanan mental dan fisik bagi para pekerjanya. Mereka mungkin merasa terus-menerus harus bersaing dengan sesama pekerja gig untuk mendapatkan proyek, atau merasa terisolasi karena bekerja sendiri tanpa bantuan kolega. Selain itu, ketidakpastian mengenai pekerjaan di masa depan dan ketidakmampuan mengakses manfaat kesejahteraan juga dapat menyebabkan stres yang berkelanjutan.
Bagi individu yang tertarik dalam ekonomi gig, penting untuk memahami bahwa kerja fleksibel ini bukanlah tanpa risiko. Mempersiapkan diri dengan keterampilan yang relevan dan kemampuan untuk merencanakan keuangan adalah kunci untuk sukses dalam ekonomi gig. Selain itu, pemerintah dan lembaga terkait juga perlu memikirkan cara untuk melindungi pekerja gig, baik melalui peraturan yang memadai maupun program kesejahteraan sosial yang sesuai.