Sementara itu, anggota parlemen AS menambahkan sanksi terhadap ekspor minyak Iran ke dalam paket bantuan Ukraina yang tertunda setelah serangan Teheran terhadap Israel akhir pekan lalu. Iran sendiri merupakan produsen minyak terbesar ketiga di Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), menurut data Reuters.
Selain ketegangan geopolitik, diperkirakan bahwa OPEC+ akan mulai meningkatkan produksi minyak mulai bulan Juli. Hal ini merupakan hasil kesepakatan bulan lalu dimana anggota OPEC+ menyetujui untuk memperpanjang pengurangan produksi sukarela sebesar 2,2 juta barel per hari hingga akhir Juni. Kesepakatan ini telah membantu menjaga harga minyak tetap tinggi.
Analis dari Goldman Sachs dan Commerzbank pun telah menaikkan perkiraan minyak mentah Brent mereka, dengan mempertimbangkan ketegangan geopolitik, prospek peningkatan permintaan, serta terbatasnya pasokan oleh OPEC dan sekutunya (OPEC+).
Giovanni Staunovo, seorang analis dari UBS, menambahkan bahwa permintaan minyak tumbuh pada kecepatan yang sehat, sementara pasokan akan terbatas karena perpanjangan pengurangan produksi sukarela OPEC+.