Menurut JPMorgan, konsumsi minyak meningkat pekan lalu karena adanya peningkatan permintaan perjalanan di AS dan India, serta kenaikan permintaan industri di India. Permintaan minyak global diperkirakan mencapai 103,6 juta barel per hari selama 19 hari pertama November, meningkat sebanyak 1,7 juta barel per hari dibandingkan tahun sebelumnya. Kedua jenis minyak, yaitu Brent dan WTI, mengalami kenaikan lebih dari 3% sepanjang minggu ini.
Di sisi lain, faktor penyeimbang pasar juga ikut mempengaruhi pergerakan harga. Pasar dipengaruhi oleh kenaikan stok minyak mentah AS yang mencapai 545.000 barel menjadi 430,3 juta barel pada pekan yang berakhir pada 15 November, melebihi perkiraan kenaikan sebesar 138.000 barel menurut survei Reuters. Kelompok produsen minyak OPEC+, yang juga mencakup Rusia, mungkin akan menunda peningkatan produksi pada pertemuan 1 Desember mendatang karena lemahnya permintaan global.
Namun, laporan dari Badan Energi Internasional (IEA) menyebutkan bahwa bahkan jika pemangkasan produksi oleh OPEC+ berlanjut, pasokan minyak global diperkirakan akan melebihi permintaan pada 2025. Sebagai informasi tambahan, perusahaan minyak Norwegia, Equinor, telah berhasil memulihkan kapasitas produksi penuh di ladang minyak Johan Sverdrup di Laut Utara setelah mengalami pemadaman listrik.