Kemudian, optimisme pasar terhadap kemungkinan penurunan suku bunga AS oleh The Federal Reserve (The Fed) juga menjadi faktor tambahan yang memperkuat harga emas. Spekulasi terkait penurunan suku bunga telah memberikan dorongan positif bagi para pelaku pasar terkait aset-aset safe haven, termasuk emas.
Selain faktor fundamental, sentimen pasar juga turut memengaruhi pergerakan harga emas. Kondisi geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global yang masih terjadi membuat aset-aset safe haven seperti emas menjadi pilihan utama para investor. Selain itu, adanya konflik dan ketegangan antara negara-negara besar juga meningkatkan permintaan akan aset safe haven, termasuk emas.
Pada tingkat domestik, minat masyarakat terhadap investasi emas juga ikut andil dalam mendorong kenaikan harga emas. Sebagai salah satu instrumen investasi yang dianggap aman dan memiliki potensi pertumbuhan nilai, emas tetap menjadi pilihan yang diminati oleh masyarakat Indonesia. Fenomena ini juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk menggalakkan literasi keuangan dan investasi di tengah masyarakat.
Dari sisi teknikal, beberapa analis pasar menyebutkan bahwa tren kenaikan harga emas masih berpotensi untuk berlanjut. Dengan adanya penguatan serta terkoreksinya harga emas dari level terendah sebelumnya, hal ini dapat menjadi sinyal positif bagi pelaku pasar untuk masuk ke dalam perdagangan emas.
Meskipun demikian, pelaku pasar juga perlu memperhatikan adanya potensi risiko dan volatilitas yang dapat memengaruhi pergerakan harga emas kedepannya. Kondisi eksternal seperti kebijakan suku bunga global, politik global, dan kondisi ekonomi global tetap perlu diwaspadai agar dapat mengantisipasi potensi perubahan arah pergerakan harga emas di masa mendatang.