Tampang

Elinor Ostrom: Peraih Nobel Wanita Pertama dalam Ekonom

27 Jun 2024 16:15 wib. 32
0 0
Elinor Ostrom
Sumber foto: Pinterest

Elinor Ostrom, seorang ilmuwan sosial yang terkenal dengan karyanya dalam bidang ekonomi, mencatat sejarah sebagai wanita pertama yang meraih Nobel dalam bidang ekonomi. Pada tahun 2009, Ostrom menerima Penghargaan Nobel dalam Ilmu Ekonomi untuk karyanya yang revolusioner dalam mengkaji penguasaan sumber daya alam.

Lahir pada 7 Agustus 1933 di Los Angeles, California, Elinor Ostrom tumbuh menjadi seorang ilmuwan sosial yang berfokus pada memahami bagaimana sumber daya alam dikelola secara efisien. Meskipun bidang ini tergolong sebagai bidang dominan pria, Ostrom mampu membuktikan kemampuannya dengan meraih penghargaan bergengsi tersebut.

Pada awal kariernya, Elinor Ostrom banyak memusatkan perhatiannya pada sumber daya alam terpadu, seperti hutan, perikanan, air, dan padang rumput. Salah satu karya terobosannya adalah dalam bukunya yang berjudul "Governing the Commons: The Evolution of Institutions for Collective Action." Dalam buku ini, Ostrom menjelaskan bagaimana sumber daya alam dapat dikelola secara efektif oleh komunitas lokal, berbeda dengan pandangan umum yang menyarankan bahwa penguasaan sumber daya alam harus dilakukan oleh pemerintah atau pasar.

Kontribusi Ostrom juga dilihat dalam konsep desentralisasi, di mana pengelolaan sumber daya alam dilakukan oleh komunitas lokal melalui kerja sama dan pengaturan internal, bukan melalui regulasi eksternal. Penelitiannya menunjukkan bahwa masyarakat lokal memiliki pengetahuan lokal yang sangat berharga dalam hal pengelolaan sumber daya alam, dan hal ini dapat dimanfaatkan secara efektif jika diberikan kepercayaan dan dukungan dari pemerintah.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

Pupuk Oplosan Beredar di Tasikmalaya
0 Suka, 0 Komentar, 16 Nov 2017

POLLING

Apakah Anda Setuju dengan TAPERA? Semua Pekerja di Indonesia, Gajinya dipotong 3%