Kedua, hal lain yang mendukung penguatan rupiah adalah menariknya imbal hasil investasi di Indonesia. Imbal hasil SBN tenor 2 tahun dan 10 tahun mengalami peningkatan setelah kenaikan BI-Rate, yakni dari 6,31 persen dan 6,71 persen pada akhir Maret 2024 menjadi 6,86 persen dan 7,21 persen pada akhir April 2024.
Faktor ketiga adalah prospek ekonomi Indonesia yang lebih baik dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2024 mencapai 5,11 persen (yoy), mengalami peningkatan dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya sebesar 5,04 persen (yoy).
Keempat, komitmen BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah melalui berbagai kebijakan, juga menjadi faktor penting yang akan mendukung penguatan rupiah ke depan. Perry menegaskan bahwa BI akan terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan menekankan bahwa nilai tukar rupiah akan tetap stabil dan cenderung menguat.
Dengan mempertimbangkan keempat faktor tersebut, BI yakin bahwa rupiah akan terus menguat di masa yang akan datang. Dukungan dari aliran modal asing, imbal hasil investasi yang menarik, prospek ekonomi yang baik, dan komitmen BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, akan mendorong penguatan rupiah ke depan. Semua ini memberikan keyakinan kepada BI bahwa rupiah akan terus bangkit dari level Rp16 ribu per dolar AS, menjadi semakin kuat di pasar valuta asing.