Perry juga menjelaskan mengenai implementasi Primary Dealer (PD) sejak Mei 2024 yang memperkuat efektivitas SRBI sebagai instrumen moneter dalam mendukung stabilitas nilai tukar rupiah dan pengendalian inflasi. Koordinasi dengan pemerintah, perbankan, dan dunia usaha terus diperkuat untuk mendukung implementasi instrumen penempatan valas devisa hasil ekspor sumber daya alam (DHE SDA) sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2023.
Perry menambahkan bahwa saat ini nilai tukar rupiah menguat dipengaruhi oleh bauran kebijakan moneter yang ditempuh BI dalam memitigasi dampak rambatan global. Hingga 16 Juli 2024, nilai tukar rupiah menguat sebesar 1,21% dibandingkan posisi akhir Juni. Hal ini dipengaruhi oleh komitmen Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan fundamental perekonomian Indonesia yang kuat.
Selain itu, Perry juga membandingkan nilai tukar rupiah yang tercatat melemah sebesar 4,84% secara year to date dari level akhir Desember 2023 dengan pelemahan mata uang negara-negara tetangga seperti Peso Filipina, Baht Thailand, dan Won Korea. Data ini menjadi indikasi yang menunjukkan kekuatan fundamental ekonomi Indonesia dalam menghadapi gejolak global.