Tampang

Bahlil Sebut Devisa Keluar Rp 450 Triliun Tiap Tahun Buat Impor Minyak dan Gas

16 Sep 2024 07:53 wib. 70
0 0
Bahlil Sebut Devisa Keluar Rp 450 Triliun Tiap Tahun Buat Impor Minyak dan Gas
Sumber foto: Google

Selain itu, Bahlil Lahadalia juga menyoroti potensi terkait energi baru dan terbarukan (EBT) yang dapat dimaksimalkan guna memenuhi kebutuhan energi dalam negeri. Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam hal sumber daya energi terbarukan seperti matahari, angin, dan panas bumi. Pemanfaatan sumber energi terbarukan menjadi salah satu kesempatan besar untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor minyak dan gas, serta mengurangi arus devisa yang keluar setiap tahunnya.

Upaya pemerintah dalam mengembangkan industri hilir migas juga menjadi salah satu langkah untuk mengurangi impor minyak dan gas. Dengan memperkuat industri hilir migas, diharapkan dapat mengurangi tingkat ketergantungan terhadap impor serta menciptakan nilai tambah yang lebih besar bagi sumber daya alam yang dimiliki Indonesia.

Di sisi lain, meskipun Indonesia merupakan negara dengan produsen minyak dan gas terbesar di Asia Tenggara, pengelolaan sumber daya alam yang belum optimal juga menjadi salah satu penyebab ketergantungan terhadap impor minyak dan gas. Penyusutan cadangan minyak dan gas di Indonesia juga menjadi isu yang perlu segera diatasi demi menciptakan ketahanan energi yang lebih baik.

Dalam rangka mengatasi masalah ini, Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kerja sama dan investasi dalam sektor energi dan sumber daya mineral. Dengan memperkuat kerja sama dengan berbagai negara dan perusahaan energi dunia, diharapkan dapat membawa manfaat yang lebih besar bagi pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya energi Indonesia.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

Peran Wasit dalam Pertandingan Basket
0 Suka, 0 Komentar, 26 Jul 2024

POLLING

Apakah Indonesia Menuju Indonesia Emas atau Cemas? Dengan program pendidikan rakyat seperti sekarang.