Isy Karim, Direktur Jenderal Perdagangan dalam Negeri Kemendag, menyatakan bahwa kenaikan HET MinyaKita sedang dalam proses perhitungan dan menunggu persetujuan dari kementerian dan lembaga terkait. Kenaikan ini melibatkan proses pengolahan, pembentukan harga, pemasaran, hingga logistik. Menurutnya, proses rapat bersama terkait kenaikan harga tersebut masih akan dilakukan dalam waktu dekat.
Pemerintah juga tengah mempertimbangkan beberapa faktor terkait kenaikan harga seperti dampak terhadap inflasi, daya beli masyarakat, serta ongkos produksi agar para pelaku usaha dapat tetap mendapatkan keuntungan yang wajar. Isy memastikan bahwa kenaikan harga MinyaKita tidak akan memberatkan masyarakat karena akan melalui proses perhitungan yang cermat.
Saat ini, banyak pedagang yang menjual MinyaKita di atas HET yang ditetapkan. Isy juga mengakui bahwa rata-rata harga nasional untuk MinyaKita saat ini sudah mencapai Rp 15.000 per liter.
Dalam situasi nilai tukar Rupiah yang terus melemah, kenaikan harga minyak goreng menjadi sebuah hal yang tidak dapat dihindari. Hal ini juga dapat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, peran dan kebijakan pemerintah sangat diperlukan untuk menjaga keseimbangan harga dan kebutuhan pokok dalam masyarakat. Namun, di sisi lain, kenaikan harga juga harus dilakukan secara hati-hati agar tidak memberatkan masyarakat. Perlu adanya perencanaan yang matang dan pemantauan yang cermat terkait kenaikan harga MinyaKita agar tidak memberikan dampak negatif yang signifikan terhadap masyarakat. Semua pihak perlu bekerja sama untuk mencari solusi terbaik dalam mengatasi dampak dari melemahnya nilai tukar Rupiah ini.