Pada kesempatan lain Muhammad Yusuf, akademisi dan Pengamat pelabuhan Indonesia dari Universitas Cokroaminoto Jogjakarta mengatakan masih banyak yang harus dibehani agar pelabuhan Untia bisa dioperasikan. Muhammad Yusuf juga mengatakan berbagai aspek internal dan eksternal menjadi skala prioritas yang harus segera dituntaskan. Aspek internal meliputi sarana prasarana (Mulai dari suplay air bersih, pabrik es dan bahan bakar minyak (BBM). Lalu Political will (good will) terakhir legalitas meliputi nomenklatur, kepastian investasi. Sementara faktor Supply Demand lalu Good will investor. ”Sudah ada investor yang mengajukan untuk membangun dan memenuhi kebutuhan Water supply. Setidaknya ada 2 investor sedang mengikuti lelang dengan estimasi kebutuhan air 1.000 kubik per hari,” ujar Muhammad.
Sementara untuk BBM telah siap dari pertamina untuk supply BBM dan pabrik es pun sudah ada tawaran dari investor Korea akan tetapi opsi saat ini masih di supply dari Kima. Sementara itu pemerintah mengajak dan memberi kesempatan kepada investor lokal lebih dulu, meski disisi lain telah banyak tawaran dari investor luar. ”Kalau yang kami bahas dalam forum diskusi yang belum lama ini dilakukan pemerintah mengutamakan investor lokal dulu. Namun jika hingga awal tahun 2018 tetap saja tidak ada respon, maka Akan dibuka bagi investor luar,” aku nya.