Selain itu, komunitas ini juga aktif melakukan kegiatan pembersihan di berbagai lokasi wisata, termasuk pantai-pantai populer seperti Kuta, Sanur, dan Nusa Dua. Dengan melibatkan warga lokal, wisatawan, dan relawan, aksi bersih-bersih ini bertujuan untuk menghilangkan sampah plastik yang mencemari garis pantai Bali. Salah seorang peserta aksi bersih-bersih, Wayan Adi, mengatakan, “Kami tidak ingin keindahan pantai-pantai Bali hilang karena sampah. Ini adalah tanggung jawab kita bersama.”
Pemerintah setempat juga mendukung upaya ini dengan menerapkan kebijakan yang lebih tegas. Pada tahun-tahun terakhir, Bali telah melarang penggunaan kantong plastik di pusat perbelanjaan dan mendorong penggunaan bahan-bahan yang dapat didaur ulang. Selain itu, upaya pengelolaan sampah berbasis komunitas telah diperluas ke desa-desa, di mana masyarakat diajarkan cara memilah sampah organik dan anorganik.
Namun, perjuangan untuk mengatasi masalah sampah plastik di Bali bukanlah tugas yang mudah. Salah satu tantangan terbesar adalah mengubah perilaku masyarakat dan wisatawan agar lebih peduli terhadap lingkungan. Edukasi dan kampanye tentang pentingnya pengelolaan sampah yang benar menjadi prioritas utama komunitas ini. Program-program seperti workshop daur ulang dan edukasi lingkungan untuk anak-anak mulai digalakkan untuk menciptakan generasi yang lebih peduli terhadap kelestarian alam.