Perayaan Natal yang diselenggarakan setiap tanggal 25 Desember pasti tidak bisa melepaskan diri dari satu objek yang menjadi simbol khas, yaitu pohon Natal. Pohon Natal adalah pohon buatan yang menyerupai pohon pinus dan dihias dengan beragam pernak-pernik. Pohon ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam perayaan Natal, menjadi simbol kegembiraan dan harapan di musim dingin. Namun, sedikit yang mengetahui tentang sejarah pohon Natal dan bagaimana ia menjadi simbol Haarapan dalam perayaan Natal.
Sejarah pohon Natal tidak bisa dipisahkan dari tradisi paganisme kuno. Bangsa Viking, yaitu nenek moyang bangsa Norwegia, pada abad ke-8, menghormati pohon-pohon kuno, terutama pohon cemara, sebagai simbol keabadian. Mereka percaya bahwa pohon cemara adalah pohon suci yang memberikan ketenangan dan perlindungan bagi mereka. Kemudian, pada abad ke-16, selama perayaan Natal, pohon cemara ditempatkan di dalam rumah mereka dan dihias dengan ceri dan mainan sebagai simbol kehidupan abadi.
Tradisi pohon Natal yang mirip dengan yang kita kenal sekarang pertama kali muncul di Jerman pada awal abad ke-16. Pohon Natal pertama kali dihias dengan buah apel dan kue-kue sebagai simbol penyambutan tamu. Pada abad ke-17, tradisi ini mulai menyebar ke negara-negara Eropa lainnya, dan pada abad ke-18, imigran Jerman membawa tradisi pohon Natal ini ke Amerika Serikat.